KECERDASAN
BUATAN
ROBOTIKA DAN SISTEM SENSOR
Disusun Oleh :
- Abdullah (161011400114)
- Dedi Tri Kurniawan (161011400512)
-
Rizki Dwi Syahputra
(161021401417)
Kelas : 06TPLM001 (Reguler B)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
STMIK ERESHA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Teknologi
komputer, terutama robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia. Robot sendiri yaitu peralatan elektro-mekanik atau
bio-mekanik, atau gabungan peralatan yang menghasilkan gerakan yang otonomi
maupun gerakan berdasarkan gerakan yang diperintahkan. Robot dalam beberapa hal
dapat menggantikan peran manusia, hal ini terlihat pada robot-robot yang
diterapkan dalam berbagai bidang seperti industri, kesehatan (health),
pertahanan (defense), pertanian (agriculture), penelitian (research), pemainan
(game), dan lain-lain. Dalam industri modern, robot telah mengambil alih posisi
para pekerja di pabrik-pabrik. Misalnya dalam industri automotif, alat
elektronik, peranti komputer, robot telah menjadi penggerak utama dari industri
ini. Alasan utama penggunaan robot adalah karena, robot dalam kondisi tertentu
(syarat minimum operasi terpenuhi) dapat menjadi pekerja yang ideal, robot
memiliki tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi, serta yang lebih penting
adalah biaya operasinya rendah dengan output yang dihasilkan lebih tinggi.
Ada beberapa tipe
robot, yang secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni robot
manipulator dan robot mobil (mobile robot). Robot manipulator dicirikan dengan
memiliki lengan (arm robot), dan banyak digunakan untuk robot industri.
Sedangkan robot mobil merupakan robot yang dapat bergerak berpindah tempat,
meskipun nantinya robot tersebut juga dipasang manipulator. Robot mobil dapat
dikelompokkan lagi menjadi tiga yaitu robot daratan (ground robot), robot air
(Underwater Robot), dan robot terbang (aerial robot). Ketiga jenis robot ini
sangat banyak dikembangkan karena melihat sifatnya yang sangat fungsional.
Perkembangan ini
dapat dilihat dari teknologi mikrokontroler yang merupakan suatu terobosan
teknologi mikroprosessor dan mikrokomputer. Mikrokontroler ini banyak digunakan
pada berbagai sistem kontrol.
Untuk membuat
robot cerdas kita harus melakukan pertimbangan -pertimbangan yang sering menjadi
kendala dalam perancangan sebuah robot, sebab terkadang jika mengutamakan salah
satu faktor misalnya faktor kecepatan, maka faktor yang lainnya seperti
kestabilan gerak bisa saja tidak tercapai. Untuk mengatasi berbagai kendala
tersebut, maka harus dilakukan studi yang sekaligus merancang sebuah robot
dengan mempertimbangkan dan memilih bagian-bagian pembangun robot yang tepat,
dan spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan, sehingga tujuannya dapat tercapai.
Agar dapat
mencapai semua itu kita dapat mempelajari robot Boe-bot sebagai bahan dasar
untuk mempelajari robot. Robot Boe-bot ini ada yang beroda dan berkaki. Salah
satu cara kerja dari robot Boe-bot ini yaitu dapat mendeteksi adanya penghalang
dengan menggunakan sensor Infrared (IR), sensor ini akan bekerja dengan
menyusuri dinding dengan mendeteksi jarak. Dimana sensor jarak digunakan untuk
mengetahui posisi robot terhadap dinding dan sensor lantai yang akan mendeteksi
garis putih.
Dengan
diketahuinya posisi ini maka robot dapat memberikan keputusan gerakan apa yang
akan dilakukan, yaitu menghindari adanya penghalang (dinding).
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas yaitu :
1.
Bagaimana robot itu bisa
diciptakan dengan adanya sensor,
2. Bagaimana
mengimplementasikan robot pendeteksi warna benda beserta lokasinya yang
berbasis sistem lego mindstorm education nxt,
3. Bagaimana
membuat antarmuka yang baik secara hardware maupun software untuk keperluan
pengendalian robot, dan
4. Bagaimana
pembuatan robot dan sensor dengan benar.
C. TUJUAN
Adapun tujuan
dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui jenis-jenis
dan pengertian dari sistem sensor.
2.
Mengetahui dengan detail
tentang robot,
3.
Mengetahui dengan detail
tentang sensor, dan
4.
Mengetahui
pengimplementasian tentang robot.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ROBOT DAN SENSOR
Robot adalah
sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan
pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program. Robot biasanya
digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor.
Robot juga dilengkapi dengan sensor untuk pendeteksi terhadap sesuatu hal,
misalnya seperti sensor panas.
Pada makalah ini
akan dijelaskan jenis-jenis dan pengertian dari sistem sensor yang banyak
digunakan pada robot. Sesuai dengan namanya atau sering disebut dengan
Artificial Intelegensi (AI), Kecerdasan buatan adalah salah satu cabang sains
komputer yang mempelajari otomatisasi tingkah laku cerdas yang didasarkan pada
prinsip-prinsip teoritikal dan terapan yang menyangkut struktur data yang
digunakan dalam representasi pengetahuan, algoritma yang diperlukan dalam
penerapan pengetahuan itu, serta teknik-teknik bahasa dan pemprograman yang
dipakai dalam implementasinya dan yang paling banyak menerapkan konsep
kecerdasan buatan adalah dunia robotika.
Sensor adalah
piranti yang menerima input berupa suatu besaran atau sinyal fisik yang
kemudian mengubahnya menjadi besaran atau sinyal lain yang diteruskan ke
kontroler. Terdapat banyak jenis sensor yang digunakan pada pembuatan robot.
Robot juga
membutuhkan masukan (input) yang akan menentukan apa yang harus dilakukan oleh
robot. Input ini umumnya masuk ke dalam otak robot dengan berbagai macam cara.
Ada yang menggunakan remote, atau diberikan sebelum robot diaktifkan dan ada
juga yang langsung diberikan pada robot melalui programnya. Hal ini sangat
berlaku bagi robot-robot industri pada umumnya.
B. KOMPONEN UTAMA DALAM
ROBOT
Adapun komponen
utama dalam robot, yaitu :
1. Controller
Bagian ini berfungsi untuk menjalankan
program, menerima dan mengolah setiap informasi dari input sensor, dan juga
yang mengirim dan mengendalikan output pada actuator, indikator, atau juga
audio. Controller ini merupakan bagian paling utama dalam robot, ini seperti
otak pada manusia.
2. Actuator
Bagian ini seperti otot pada manusia.
Fungsinya adalah untuk menggerakan. Untuk robot yang beroda biasanya
menggunakan DC Motor, sebagai pemutar roda, dan membuat robot berpindah tempat,
dan untuk robot yang berjalan menggunakan kaki, Motor Servo adalah pilihan yang
tepat. Motor Sevo adalah DC Motor yang dapat diatur putarannya.
3. Sensor
Jika manusia memiliki indera maka robot
memiliki sensor. Ada banyak jenis-jenis sensor robot, manusia hanya memiliki 5
indera, robot bisa memiliki sensor dengan jumlah yang tidak terbatas. Karena
robot makhluk elektronik, dan teknologi yang cepat berkembang.
4. Battery
Merupakan sumber energi bagi robot.
Seperti otak manusia yang membutuhkan nutrisi, dan badan yang membutuhkan
kabohidrat atau vitamin. Listrik adalah darah bagi robot, dan robot bisa
mendapatkan kebutuhan listrik untuk controller, sensor, actuator dan semua
komponen elektronik, dari battery.
5. Kabel
Kabel pada robot ini seperti urat jalan
mengalirnya darah pada setiap komponen pada robot, dan juga sebagai saraf yang
menjadi jalan data untuk input dan output.
6. Frame
Sebagai tulang yang menyangga antara servo
pada robot. Juga yang membentuk robot menjadi berbagai macam, dan penunjang
penampilan robot. Untuk robot beroda seperti line follower frame cukup
berbentuk kotak, atau lingkaran saja, sebagai penyangga DC Motor dan tempat
meletakan controller.
7. Chassis
Rangka utama pada robot, biasanya menjadi
badan bagi si robot. Biasanya sebuah chassis pada robot dipasang berbagai macam
frame, dengan jumlah lebih banyak.
8. Support
Yang dimaksud Support disini yaitu
komponen pendukung terbentuknya robot, seperti baud dan mur.
C. JENIS ROBOT DARI SEGI BENTUK
1. Robot Mobile
Merupakan jenis robot yang paling diminati
karena pembuatannya yang sangat mudah, setidaknya untuk membuat robot mobile
seseorang harus mengerti tentang mikrokontroler dan sensor-sensor elektronik.
2. Robot
Jaringan
Robot ini bisa dibilang lebih canggih
dibandingkan dengan robot mobile. Robot jaringan memungkinkan pemiliknya untuk
mengontrol robot menggunakan jaringan internet dengan protokol TCP/IP. Dengan
kecanggihan internet ini, koneksi robot jaringan, proses kontrol, dan
monitoringnya dapat dilakukan melalui jaringan.
3. Robot
Manipulator (Tangan)
Robot ini hanya memiliki satu tangan saja
seperti tangan manusia yang fungsinya untuk memegang atau memindahkan barang,
contoh robot ini adalah robot las di Industri mobil, robot merakit elektronik
dan lain-lain.
4. Robot
Humanoid
Merupakan robot yang sering muncul belakangan
ini. Penampilan keseluruhan dari robot humanoid menyerupai manusia bahkan robot
ini dirancang khusus untuk mampu melakukan interaksi dengan peralatan maupun
lingkungan yang dibuat untuk manusia. Robot ini juga memiliki dua bagian kaki
dan dua bagian tangan yang layaknya manusia, dan untuk bagian wajahnya robot
ini juga memiliki bagian mata, mulut dan sebagainya.
5. Robot
Berkaki
Robot ini memiliki kaki seperti hewan atau
manusia yang mampu melangkahkan kakinya, seperti robot serangga, robot kepiting
dan lain-lain.
6. Flying
Robot
Merupakan robot yang mampu terbang, robot
ini dirancang menyerupai pesawat model yang diprogram khusus untuk memonitor
keadaan di tanah dari atas, dan untuk meneruskan komunikasi.
7. Underwater
Robot
Jenis robot ini sangatlah canggih, karena
dapat digunakan di bawah laut untuk memonitor kondisi bawah laut dan juga untuk
mengambil sesuatu di bawah laut.
D. SENSOR BERDASARKAN FUNGSI
Secara umum
berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 5 bagian
yaitu :
1. Thermal
sensor (sensor panas) yaitu sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda/dimensi ruang
tertentu.
2. Optic
sensor (sensor cahaya) yaitu sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai
benda/ruangan.
3. Mechanic
sensor (sensor mekanis) yaitu sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,
seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar,
tekanan, aliran, level dsb.
4. Sensor
Ultrasonic yaitu secara khas menggambarkan suatu sensor yang mengirimkan sinyal
berfrekuensi tinggi melalui jarak yang dapat diatur, dan bereaksi terhadap
perubahan dalam gelombang tekanan suara yang disebabkan oleh gerakan.
5. Sensor
Jarak (Proximity Sensor) yaitu tidak seperti sensor mekanik yang lain dan dapat
mendeteksi objek tanpa bersentuhan secara fisik.
E. JENIS SENSOR PADA ROBOT
Adapun jenis-jenis
sensor pada robot, yaitu :
1. Sensor Sentuh
(Touch Sensor)
Merupakan jenis sensor yang akan
mendeteksi ketika disentuh, ibarat kulit. Touch Sensor pada dasarnya adalah
saklar yang memiliki berbagai jenis bentuk. Pada robot digunakan untuk untuk
mendeteksi keberadaan suatu obyek pada tangan robot dan mencegah tabrakan antara
bot dengan suatu obyek, dan masih banyak lagi.
Sensor sentuh pada dasarnya adalah saklar
dengan berbagai macam variasi bentuknya. Rangkaian sensor sentuh pada umumnya
menggunakan resistor pull-up ataupun pull-down seperti terlihat pada Gambar 2.
Rangkaian menggunakan resistor pull-up bersifat active low yang berarti
rangkaian mengeluarkan sinyal 1 kecuali saat saklar aktif. Hal ini berkebalikan
dengan rangkaian menggunakan resistor pull-down yang bersifat active low, yaitu
rangkaian mengeluarkan sinyal 0 kecuali saat saklar aktif. Nilai resistor
pull-up dan pull down berkisar antara 1 – 10 kΩ. Dari kedua rangkaian tersebut,
rangkaian pull-up lebih banyak digunakan dibanding rangkaian pull down.
Gambar Dasar Rangkaian
Saklar
Contoh sensor sentuh sederhana berupa
sungut (whisker) beserta diagram pengkabelannya. Rangkaian ini sebetulnya
merupakan rangkaian pull up dengan kedua sungut berfungsi sebagai saklar.
Rangkaian akan mengeluarkan sinyal 1 saat sungut tidak tertekan. Jika sungut
tertekan maka sinyal output akan menjadi 0 karena sungut dihubungkan dengan
ground.
Gambar Diagram
pengkabelan untuk rangkaian sungut
Pilihan lain yang dapat digunakan sebagai
sensor sentuh adalah microswitch yang merupakan saklar SPDT. Microswitch adalah
saklar tekan yang aktif jika ada obyek menyentuh/mendorong tuas dan sering juga
disebut sebagai limit switch.
Gambar Microswitch
beserta rangkaiannya
Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan sensor sentuh adalah robot yang menggunakan sensor ini haruslah
dapat berhenti secara mendadak sehingga kurang cocok untuk robot dengan
kecepatan tinggi. Untuk deteksi obyek lebih lanjut dapat digunakan sensor
non-kontak seperti ultrasonik ataupun inframerah.
2. Sensor Cahaya (Light Sensor)
Sensor cahaya mempunyai banyak kegunaan
pada sistem otomasi. Beberapa contohnya antara lain deteksi kertas pada
printer, penentuan banyaknya lampu yang dibutuhkan suatu ruangan, dan penentuan
nyala lampu blitz pada kamera.
Berdasarkan panjang gelombangnya sensor
cahaya diklasifikasikan menjadi sensor inframerah, cahaya tampak dan
ultraviolet.
Pada mobile robot sensor cahaya kebanyakan
digunakan untuk dua hal, yaitu penjejak garis dan deteksi obyek. Robot penjejak
garis menggunakan sensor cahaya untuk menentukan garis yang berwarna gelap
dengan lantai yang berwarna terang atau sebaliknya. Sensor deteksi obyek dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sensor proksimasi dan sensor pengukuran jarak.
Peranti yang
digunakan sebagai sensor cahaya yaitu :
a. Fotoresistor
(Light Dependant Resistor)
Merupkan resistor yang mempunyai nilai
resistansi yang berubah sesuai dengan intensitas cahaya tampak yang menimpanya.
Fotoresistor dihubungkan dengan resistor
lain untuk membentuk rangkaian pembagi tegangan untuk diukur beda tegangannya.
Nilai R dipilih sehingga nilai Vout diusahakan berada pada rentang 0 – 5 V.
Untuk penggunaan umum nilai R dapat dipilih 330 atau 470Ω. Output dari
rangkaian fotoresistor dapat dihubungkan dengan komparator untuk mendapatkan
sinyal biner (on/off) ataupun ADC.
b. Fototransistor
Merupakan transistor (biasanya dari jenis
NPN) yang dapat meneruskan arus sesuai dengan banyaknya intensitas cahaya yang
mengenainya.
Cahaya pada fototransistor menggantikan
peranan arus basis, semakin banyak intensitas cahaya, semakin banyak arus yang
dapat dialirkan dari kolektor ke emitor. Rangkaian pada gambar fototransistor
bersifat active low, yang berarti tegangan output berbanding terbalik dengan
intensitas cahaya yang diterima. Output rangkaian fototransistor biasanya dihubungkan
dengan pengkondisi sinyal
biner seperti inverting transistor,
komparator, ataupun Schmidt trigger. Fototransistor sering ditemui dalam
kemasan berpasangan dengan LED (biasanya inframerah) membentuk rangkaian
optokopler (atau optoisolator) dan optoreflektor.
c. Fotodioda
Merupakan dioda yang peka terhadap cahaya.
Jika diberi cahaya maka tegangan output akan berkurang, begitu juga keadaan
sebaliknya.
Fotodioda dapat mengalirkan arus yang
berarah sebaliknya (dari katoda ke anoda) saat diberi cahaya.
Gambar Rangkaian
Fotoresistor, Fototransistor, dan Fotodioda
3. Sensor
Inframerah (Infrared Sensor)
Sinar inframerah adalah sinar atau
gelombang elektromagnet yang mempunyai frekuensi lebih rendah (atau dengan kata
lain panjang gelombang lebih besar) dari warna merah. Penggunaan inframerah
yang paling populer adalah pada peranti remote control TV. Sinar inframerah
yang dipancarkan mempunyai frekuensi 38 – 40 kHz untuk membedakan dengan
pancaran sinar inframerah lain (misal dari lampu atau sinar matahari).
Pada penerima demodulator digunakan
mengubah sinyal tersebut menjadi sinyal biner biasa. Jenis lain sensor
inframerah adalah Passive Infra Red (PIR). PIR dapat digunakan untuk mendeteksi
manusia atau binatang yang ada di dekatnya melalui radiasi inframerah dari
panas tubuh yang dipancarkan. Sensor ini digunakan misalnya pada pintu otomatis
atau sistem alarm.
Gambar Penerima
inframerah
4. Sensor
Ultrasonik
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh
transmiter dan pantulannya diterima oleh receiver. Sonar (Sound Navigating and
Ranging) tidak terpengaruhi oleh warna dan sifat pantulan cahaya dari obyek,
namun kemampuannya akan menurun jika obyek terbuat dari material tertentu yang
dapat menyerap gelombang suara (peredam suara).
Gambar Rangkaian
transmitter ultrasonik (McComb & Priedko, 2006)
Gambar Rangkaian receiver
ultrasonik (McComb & Priedko, 2006)
Gambar diatas menunjukkan contoh rangkaian
transmitter dan receiver untuk sensor proksimasi ultrasonik. Gelombang suara
yang digunakan mempunyai
frekuensi 40 kHz yang dihasilkan oleh
timer 555 pada rangkaian multivibrator astabil yang kemudian dikuatkan oleh
suatu transistor untuk kemudian dipancarkan oleh transduser ultrasonik.
Pantulan dari obyek diterima oleh
transduser ultrasonik pada rangkaian receiver yang mempunyai dua buah opamp,
masing-masing berfungsi sebagai penguat dan komparator. Semakin dekat suatu
obyek dengan receiver maka semakin kuat pula sinyal yang diterima receiver
(jangan lupa bahwa jenis material obyek juga bepengaruh).
Output komparator akan bernilai rendah
atau tinggi jika sensor dijauhkan atau didekatkan dengan obyek. Pengaturan
sensitivitas sensor dilakukan dengan mengatur R2 pada rangkaian receiver.
Sensitivitas sensor ultrasonik ini menyangkut seberapa dekat/jauh jarak obyek
saat output sensor bernilai tinggi. Jarak maksimal sensor ini maksimal dapat
mencapai 3 m.
5. Enkoder
Enkoder adalah peranti untuk mengukur
gerak dengan output berupa rangkaian pulsa digital. Dengan mencacah bit tunggal
atau melakukan dekoding rangkaian bit, pulsa dapat dikonversikan menjadi posisi
absolut atau inkremental.
Enkoder ada dua,
yaitu :
a. Enkoder
inkremental menghasilkan pulsa digital yang dihitung untuk menentukan
perpindahan relatif poros.
b. Enkoder absolut
menggunakan piringan yang
memiliki beberapa jalur/track berupa kode digital untuk
menunjukkan posisi absolut poros.
Jenis
enkoder yang banyak digunakan yaitu enkoder magnetik dan enkoder optik.
a. Enkoder
magnetik menggunakan sensor efek Hall sebagai detektor magnet. Pada poros
dipasangkan sejumlah magnet (atau dapat juga hanya berupa takikan/tonjolan pada
poros), misalnya 16 buah, yang menghasilkan output pulsa dengan jumlah yang
sama setiap putaran porosnya.
Gambar 16 Enkoder
b. Enkoder
optik biasanya menggunakan LED inframerah sebagai simber cahaya, fototransistor
atau foto dioda sebagai detektor cahaya serta suatu piringan. Terdapat dua
prinsip kerja yang pertama yaitu berdasarkan warna hitam-putih (atau
gelap-terang) pada piringan enkoder (Gambar 1), yang kedua yaitu berdasarkan
ada tidaknya lubang pada piringan enkoder (Gambar 2).
Gambar 1 Gambar
2
Berdasarkan kode digital yang digunakan
terdapat dua jenis piringan, yaitu yang menggunakan kode biner dan gray-code.
Gray-code adalah modifikasi dari kode biner yang digunakan untuk mencegah
kesalahan baca dari fototransistor. Pada gray-code ini setiap transisi dari
sektor yang bertetangga menyebabkan perubahan hanya 1 bit.
Enkoder digunakan pada mobile robot
terutama untuk aplikasi odometri. Odometri adalah penentuan posisi dan
orientasi robot di ruang relatif terhadap suatu referensi berdasarkan jumlah
putaran rodanya.
6. Kompas
Kompas adalah sensor yang menunjukkan
arah/orientasi robot pada bidang mendatar yang digunakan sebagai alat bantu
navigasi robot. Gambar 18 menunjukkan salah satu contoh kompas yaitu modul
CMPS03 dari Devantech. Modul ini menggunakan sensor medan magnet Philips KMZ51
untuk mengukur medan magnet bumi. Output sensor ini dapat berupa PWM atau I2C.
Jika dipilih PWM, maka output akan mengeluarkan pulsa selama 1 ms untuk 00
hingga 36,99ms untuk 359,990, dengan kata lain mempunyai sensitivitas 0,1 ms/0
dan offset 1 ms. Untuk I2C modul mengirimkan data yang dapat berupa byte (0 –
255) atau word (0 – 3599) untuk satu putarannya.
Gambar Modul kompas
CMPS03
7. Akselerometer
Merupakan sensor yang digunakan untuk
mengukur percepatan (perubahan kecepatan). Pada robot akselerometer dapat
digunakan pada robot untuk aplikasi antara lain robot swatimbang (self balanced
robot), robot berjalan, deteksi benturan, detektor getaran, dan deteksi
G-force. Salah satu contoh akselerometer adalah modul Memsic MX2125 dari
Parallax. Sensor ini dapat mengindra percepatan pada dua sumbu.
8. Color
Sensor
Sama seperti light sensor atau InfraRed
sensor, color sensor juga bisa mendeteksi gelap terang dengan menangkap warna
hitam dan putih. Tapi selain itu, Color Sensor juga dapat mendeteksi warna
lainnya seperti merah, biru, kuning, dan sebagainya. Pada aplikasinya color
sensor juga bisa digunakan untuk membuat robot Line Follower, bahkan yang lebih
canggih, yaitu : dapat mengikuti garis dengan warna yang lebih spesifik.
Gambar Color Sensor
9. Distance
Sensor
Merupakan jenis sensor yang digunakan
untuk mendeteksi objek dengan cara mengukur jarak objek tersebut. Sensor ini
bisa mengukur jarak dengan sangat akurat. Dalam robot, sensor ini berguna
sebagai mata, robot dapat melihat objek didepannya dengan sensor ini. Contoh
Distance Sensor yang paling sering digunakan adalah Ultrasonic sensor. Cara
kerjanya sama persis seperti mulut dan telinga pada kelelawar.
10. Sound Sensor
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi
suara disekitar robot. Melalui program sensor ini bisa membedakan suara yang
nyaring, suara yang tidak nyaring, dan hening. Intensitasnya bisa diatur
manual, atau melalui program, tergantung jenis Sound Sensor yang dipakai. Untuk
jenis Voice Recognition, itu bisa diprogram untuk mendengar kata (bahasa) yang
digunakan manusia.
11. Balance Sensor
Sensor ini biasa digunakan untuk membuat
robot tetap seimbangdan mengetahui kemiringan, membantu bangun saat robot
terjatuh.
12. Gas Sensor
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi
berbagai jenis gas atau asap yang ada disekitar. Seperti hidung pada manusia,
dapat membedakan yang mana gas yang biasa dan mana gas yang berbahaya. Contoh
penerapan gas sensor ini adalah untuk robot penjinak Bom, atau robot GreenBird.
13. Temperatur Sensor
Sensor ini sama
seperti kulit manusia yang dapat merasakan panas dan dingin.
Dengan temperatur sensor robot dapat
mengenali suhu yang ada disekitarnya.
F. CONTOH PROJECT ROBOTIKA
Membuat Lampu LED Berjalan menggunakan Arduino Uno
Tampilan Awal Aplikasi Arduino Uno
Alat dan Bahan
- 5 Buah LED 5mm atau LED 3mm (Warna Bebas)
- 5 Buah Resistor 100Ω Ohm
- 6 Buah Kabel Jumper
- 1 Buah Protoboard
- 1 Buah Arduino
Rangkaian Lampu LED Berjalan Menggunakan Arduino UNO
Keterangan
- Pin GND Arduino (Warna Hitam) ke GND/KATODA LED0, 1, 2, 3, dan 4 (Warna Hitam)
- Pin 4 (Warna Hijau) ke Resistor
- Pin 3 (Warna Orange) ke Resistor
- Pin 2 (Warna Merah) ke Resistor
- Pin 1(Warna Ungu) ke Resistor
- Pin 0 (Warna Biru) ke Resistor
- Sisi lain dari semua Resistor di hubungkan ke Positif LED (1 LED = 1 Resistor dan seterusnya)
Sketch Program
Dalam Sketch Program Lampu LED Berjalan Menggunakan Arduino UNO ada beberapa cara Sketch Program untuk dapat menyalakan LED nya, berikut ini saya akan paparkan Sketch Program dengan Aktif HIGH.
Sketch Program Cara Pertama :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
|
// Lampu LED Berjalan Menggunakan Arduino UNO
// Menyalakan LED dengan Aktif HIGH
void setup()
{
pinMode(0, OUTPUT);
pinMode(1, OUTPUT);
pinMode(2, OUTPUT);
pinMode(3, OUTPUT);
pinMode(4, OUTPUT);
// menjadikan PIN 0, 1, 2, 3, dan 4 sebagai OUTPUT
}
void loop()
{
//menyala secara bergilir
digitalWrite(0, HIGH);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, HIGH);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, HIGH);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, HIGH);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(0, LOW);
digitalWrite(1, LOW);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, HIGH);
delay(1000);
}
|
Sketch Program Cara Kedua :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
|
// Lampu LED Berjalan Menggunakan Arduino UNO
// Menyalakan LED dengan Aktif HIGH
int ledPin1 = 0;
int ledPin2 = 1;
int ledPin3 = 2;
int ledPin4 = 3;
int ledPin5 = 4;
// type data yang berfungsi sebagai penyimpan bilangan bulat
void setup()
{
pinMode(ledPin1, OUTPUT);
pinMode(ledPin2, OUTPUT);
pinMode(ledPin3, OUTPUT);
pinMode(ledPin4, OUTPUT);
pinMode(ledPin5, OUTPUT);
// menjadikan PIN 0, 1, 2, 3, dan 4 sebagai OUTPUT
}
void loop()
// Menyalakan LED sacara bergilir
{
digitalWrite(ledPin1, HIGH);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin3, LOW);
digitalWrite(ledPin4, LOW);
digitalWrite(ledPin5, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, HIGH);
digitalWrite(ledPin3, LOW);
digitalWrite(ledPin4, LOW);
digitalWrite(ledPin5, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin3, HIGH);
digitalWrite(ledPin4, LOW);
digitalWrite(ledPin5, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin3, LOW);
digitalWrite(ledPin4, HIGH);
digitalWrite(ledPin5, LOW);
delay(1000);
digitalWrite(ledPin1, LOW);
digitalWrite(ledPin2, LOW);
digitalWrite(ledPin3, LOW);
digitalWrite(ledPin4, LOW);
digitalWrite(ledPin5, HIGH);
delay(1000);
}
|
Keterangan :
- Fungsivoid setup () dalam sebuah program arduino adalah semua perintah yang akan di baca sekali.
- Fungsivoid loop () dalam sebuah program arduino adalah semua perintah yang akan di baca berulang-ulang.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu bahwa robot tidak akan berhasil
dibuat jika tidak ada sensor, bahasa pemrograman, dan uji coba pada robot itu sendiri
sampai benar-benar menjadi robot yang siap pakai. Dengan adanya sensor, robot
dapat membedakan berbagai macam cahaya, suara, bahaya, dll. Karena robot adalah
salah satu alat yang sangat canggih, maka dinegara maju khususnya robot menjadi
teknologi yang sangat mudah berkembang pesat. Bahkan dipambrik-pabrik yang
besar misalnya pabrik mobil, disana sudah banyak menggunakan tenaga kerja robot
untuk menghasilkan output pabrik yang lebih bnyak dan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/6811/1/Jurnal%20Skripsi.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Course-Robotika.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10272-Paper.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27566/5/Chapter%20I.pdf
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-sarianengs-5239-09---bab-i.pdf
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/industrialtechnology/2010/Artik
el_10405805.pd